JAKARTA – Dewan Pembina Pengurus Pusat Ikatan Senat Mahasiswa Hukum Indonesia (PP ISMAHI) memberikan apresiasi kepada Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) RI, Komjen Pol. Suyudi Ario Seto, atas komitmen dan arah kebijakan barunya yang progresif dalam memimpin perang melawan narkotika. Apresiasi ini menyusul pengarahan resmi Suyudi kepada jajaran pejabat tinggi BNN di Gedung BNN, Cawang, Jakarta Timur, pada Selasa (26/8).
Dalam pengarahannya, Suyudi menegaskan berbagai tantangan serius yang dihadapi bangsa Indonesia, mulai dari penyalahgunaan narkoba yang telah menyasar anak-anak sekolah dasar hingga modus peredaran narkotika yang kian beragam dan kompleks. Ia mengungkap data memprihatinkan bahwa angka penyalahgunaan narkotika mencapai 3,3 juta jiwa pada 2023, dengan ratusan ribu narapidana narkoba di lembaga pemasyarakatan yang pengawasannya belum maksimal.
Menanggapi kondisi tersebut, Kepala BNN yang baru dilantik itu menetapkan arah kebijakan strategis yang berfokus pada empat pilar utama. Pilar pertama adalah inovasi pencegahan yang masif melalui pendekatan digital dan komunitas untuk menjangkau seluruh lapisan masyarakat secara lebih efektif dan humanis.
Pilar kedua adalah pemberantasan yang tegas dan berkeadilan, yang melibatkan penegakan hukum secara profesional. Sementara pilar ketiga adalah rehabilitasi yang humanis dan inklusif guna mendorong reintegrasi sosial mantan pengguna. “Selain itu, penguatan riset, teknologi, dan analisis intelijen berbasis bukti juga menjadi prioritas penting,” tambah Suyudi.
Menyoroti langkah tersebut, Rizqi Fathul Hakim, Dewan Pembina PP ISMAHI, menyatakan bahwa arah kebijakan dan langkah progresif yang diambil oleh Komjen Suyudi patut mendapatkan apresiasi. “Komitmen Bapak Suyudi untuk menggabungkan pendekatan digital yang masif dengan prinsip humanis dalam pencegahan dan rehabilitasi merupakan terobosan yang sangat dibutuhkan di era modern ini,” ujar Rizqi.
Lebih lanjut, Suyudi juga menekankan pentingnya pengembangan sinergi nasional dan internasional melalui kolaborasi dengan berbagai instansi dan mitra strategis. Ia meminta jajarannya untuk memperkuat kerja sama tim, disiplin, integritas, dan menggunakan anggaran secara efisien. “Jadilah pejuang yang berintegritas, positif, dan profesional. Jaga nama baik BNN,” pesannya.
Terkait rencana revisi Undang-Undang Narkotika, Suyudi meminta jajarannya untuk mempersiapkan perluasan pengawasan BNN, khususnya dalam pengendalian obat-obatan berbahaya yang sering memicu kejahatan konvensional. Langkah ini dinilai krusial untuk memperkuat fondasi hukum dalam perang melawan narkoba.
Rizqi Fathul Hakim juga melihat bahwa kebijakan ini menunjukkan keseriusan yang komprehensif. “Kebijakan yang tidak hanya represif tetapi juga memperhatikan aspek rehabilitasi dan reintegrasi sosial menunjukkan pendekatan yang berkeadilan dan berperspektif kemanusiaan. Ini sejalan dengan prinsip hukum yang progresif,” jelasnya.
Mengakhiri arahan, Suyudi mengajak seluruh jajaran BNN untuk bersama-sama menguatkan semangat “War on Drugs for Humanity”, yaitu perang melawan narkoba demi kemanusiaan, untuk menciptakan generasi muda Indonesia yang kuat dan terbebas dari ancaman narkotika.
Dengan arah kebijakan baru ini, BNN berkomitmen memperkuat perlawanan bangsa untuk mewujudkan Indonesia Bersinar (Bersih Narkoba). “Kami dari ISMAHI mendukung penuh komitmen BNN di bawah kepemimpinan Bapak Suyudi Ario Seto. Langkah strategis dan visioner ini diharapkan dapat membawa hasil nyata dalam menyelamatkan generasi bangsa dari jerat narkoba,” tutup Rizqi Fathul Hakim memberikan dukungannya.