Bogor – Pengurus Besar Inisiator Perjuangan Ide Rakyat (PB INSPIRA) menyampaikan apresiasi kepada Kapolres Bogor, AKBP Wikha Ardilestanto atas aksi nyatanya mengatasi krisis air bersih yang melanda warga Kampung Babakan, Desa Tapos, Kecamatan Tenjo. Pembangunan sumur bor yang diinisiasi Polres Bogor dinilai sebagai wujud konkret dari program ‘Polisi Baik’ yang langsung menyentuh kebutuhan dasar masyarakat.
Ketua Umum PB INSPIRA, Rizqi Fathul Hakim menyatakan bahwa langkah yang diambil Kapolres Bogor ini patut menjadi contoh bagi aparat pemerintah lainnya. “Program yang diinisiasi oleh Kapolres Bogor ini benar-benar memberikan manfaat langsung dan solutif bagi kesulitan yang dihadapi oleh masyarakat Kabupaten Bogor, khususnya di Tenjo. Ini adalah bentuk pelayanan yang nyata,” ujar Rizqi, Minggu (28/9/2025).
Krisis air bersih yang telah lama membelit setidaknya 150 Kepala Keluarga (KK) di Kampung Babakan akhirnya menemui titik terang. Berkat pembangunan sumur bor yang digagas Polres Bogor, akses terhadap air bersih untuk kebutuhan sehari-hari seperti mandi, mencuci, dan memasak kini dapat terpenuhi, mengakhiri periode sulit yang dialami warga.
Yang membuat aksi kemanusiaan ini lebih bermakna adalah sumber dananya. Kapolres Bogor, AKBP Wikha Ardilestanto, mengungkapkan bahwa pembangunan sumur bor ini murni berasal dari gerakan internal “Polisi Baik”, yang dananya dikumpulkan melalui patungan sukarela seluruh personel Polres Bogor. “Ini adalah wujud nyata solidaritas dan empati kami. Air bersih adalah hak dasar masyarakat. Kami tidak ingin hanya menunggu, tetapi langsung bertindak,” tegas Kapolres.
Rizqi Fathul Hakim menambahkan bahwa metode pengumpulan dana ini menunjukkan level kepedulian yang tinggi. “Yang sangat kami hargai adalah komitmen moral yang ditunjukkan. Pengumpulan dana secara sukarela dari para anggota setiap apel pagi bukanlah hal sepele. Ini membuktikan bahwa program ‘Polisi Baik’ lahir dari hati, bukan sekadar instruksi. Semangat gotong royong inilah yang dibutuhkan bangsa kita,” paparnya.
Aksi patungan tersebut secara konsisten dilakukan setiap hari, di mana seluruh anggota menyisihkan sebagian rezeki mereka. Dana yang terkumpul kemudian dialokasikan untuk proyek-proyek sosial yang langsung menyentuh masyarakat, dengan sumur bor di Tenjo sebagai perwujudan pertamanya. Hal ini memperkuat citra Polri tidak hanya sebagai penegak hukum, tetapi juga sebagai pengayom dan pelayan masyarakat.
“Sumur bor ini adalah amal jariah seluruh anggota yang kami persembahkan untuk masyarakat. Ini adalah bukti bahwa tugas kami adalah mengabdi, bukan hanya sekadar menjalankan prosedur. Kami berharap, air ini dapat membawa berkah dan meningkatkan kualitas hidup 150 KK di Kampung Babakan,” tutur AKBP Wikha, menegaskan filosofi di balik aksi tersebut.
Merespons hal ini, Rizqi Fathul Hakim menutup dengan sebuah harapan. “Keberhasilan kolaborasi antara semangat kepolisian dan kebutuhan rakyat di Tenjo ini harus menjadi preseden baik. Kami mendorong agar inisiatif ‘Polisi Baik’ seperti ini dapat direplikasi di berbagai daerah lain untuk menjawab persoalan-persoalan mendasar masyarakat,” pungkasnya.
Dengan teratasinya krisis air bersih ini, kehadiran Polri di tengah masyarakat semakin dirasakan sebagai berkah. Program ‘Polisi Baik’ tidak hanya berhasil mengalirkan air jernih ke setiap rumah, tetapi juga memperkuat tali solidaritas dan kepercayaan antara aparat keamanan dan warga yang dilayaninya.