Mandatory B40 Resmi Dimulai: Langkah Strategis Menuju Swasembada Energi dan Udara Bersih

Ketua Dewan Pembina Pimpinan Pusat Kesatria Muda Respublika (PP KMR), Iwan Bento Wijaya

Jakarta, 21 Januari 2025 – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) resmi meluncurkan program mandatory B40 pada 1 Januari 2025, menandai momentum luar biasa dalam 100 hari kerja Presiden Prabowo Subinanto. Program ini menjadi salah satu langkah strategis mewujudkan Asta Cita Presiden, yakni ketahanan energi nasional sekaligus komitmen Indonesia terhadap target Net Zero Emission sektor energi pada 2060.

Ketua Dewan Pembina Pimpinan Pusat Kesatria Muda Respublika (PP KMR), Iwan Bento Wijaya, menyebutkan bahwa pengembangan biodiesel yang dimulai sejak 2015 menjadi bukti nyata komitmen Indonesia dalam mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil. Pada 2015, produksi biodiesel nasional sebesar 1,85 juta kiloliter (KL), dan diproyeksikan mencapai 15,62 juta KL pada 2025.

“Selama 10 tahun, kebijakan mandatory biodiesel menjadi strategi penting dalam mendukung Perjanjian Paris untuk mengurangi emisi Gas Rumah Kaca (GRK). Capaian ini perlu terus ditingkatkan agar kontribusi bioenergi memberikan dampak signifikan pada lingkungan dan kualitas udara bersih, terutama di wilayah perkotaan,” jelas Iwan.

Pengurangan Emisi dan Manfaat Ekonomi

Kementerian ESDM mencatat, program mandatory B35 yang dilaksanakan pada 2023-2024 berhasil menurunkan emisi hingga 34,9 juta ton CO2. Langkah ini menunjukkan bahwa bioenergi memiliki kontribusi terbesar dibandingkan sumber energi baru terbarukan (EBT) lainnya. Pemerintah menargetkan penurunan emisi di sektor energi sebesar 314 juta ton CO2e pada 2030, dengan sektor EBT menyumbang 183,66 juta ton CO2e.

Di sisi ekonomi, program ini juga membawa manfaat besar. Implementasi mandatory biodiesel sejak 2015 telah menghemat devisa negara sebesar Rp38,04 triliun pada 2020 dan meningkat menjadi Rp161,25 triliun pada 2023-2024. BUMN seperti Pertamina menjadi pemain utama, mengelola alokasi biodiesel terbesar, yakni 10,87 juta KL dari kuota 13,38 juta KL pada 2024.

Optimalisasi Minyak Sawit (CPO)

Indonesia menggunakan minyak sawit mentah (CPO) sebagai bahan baku biodiesel. Konsumsi CPO untuk kebijakan mandatory B35 mencapai 10,65 juta ton pada 2023, naik 17,68% dibandingkan 2022. Meski produksi CPO pada 2024 menurun menjadi 48,43 juta ton, Presiden Prabowo mengambil langkah strategis dengan membuka lahan perkebunan baru demi menjaga pasokan untuk kebutuhan energi dan pangan.

“Pemanfaatan CPO tidak hanya mendukung ketahanan energi, tetapi juga meningkatkan pendapatan petani. Namun, pemerintah perlu memastikan keseimbangan antara kebutuhan pangan dan energi,” tambah Iwan.

Kolaborasi untuk Masa Depan

Iwan Bento Wijaya menegaskan pentingnya kolaborasi semua pihak—pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat—dalam mendukung keberlanjutan program mandatory biodiesel. “Pengembangan bioenergi adalah solusi strategis yang berdampak positif bagi perubahan iklim global. Semua stakeholder harus berinovasi dan bertindak bersama untuk mewujudkan swasembada energi nasional,” tegasnya.

Dengan dukungan regulasi yang kuat dan pelaksanaan yang konsisten, program mandatory B40 diharapkan mampu memperkuat ketahanan energi, menjaga keberlanjutan lingkungan, dan mendukung tercapainya target emisi Indonesia.

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *