Jakarta – Pengurus Besar Inisiator Perjuangan Ide Rakyat (PB INSPIRA) menyikapi situasi nasional terkait demonstrasi mahasiswa, pelajar, buruh, ojek online, dan elemen masyarakat lainnya. Amarah publik ini muncul pasca pernyataan kontroversial anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) yang merespons narasi masyarakat yang menyebut pembubaran DPR RI adalah ‘orang tolol sedunia’, sehingga menuai kecaman publik dan dianggap menyakiti perasaan publik.
PB INSPIRA menyayangkan sikap DPR RI yang dinilai abai dan tidak menunjukkan empati sama sekali, padahal demonstrasi marak terjadi justru karena respons lambat dan tidak aspiratif dari lembaga legislatif tersebut.
“DPR jangan Anti Kritik, jangan Tangan Besi. Harusnya DPR terima dengan baik aspirasi tuannya (Rakyat), bukan malah membenturkan masyarakat dengan polisi!,” tandas Rizqi.
Ditengah demostrasi yang kian memanas, seorang driver ojol Affan Kurniawan justru menjadi korban tabrak Kendaraan Taktis (Rantis) Brimob. Hal ini menambah emosi publik semakin tak terkendali.
PB INSPIRA menyampaikan duka cita yang mendalam atas meninggalnya seorang driver ojek online Affan Kurniawan yang dilindas oleh mobil rantis Brimob pada kamis malam (28/08/2025).
“Kami turut berduka cita atas meninggalnya Affan, semoga keluarga diberikan ketabahan dan kesabaran. Kami menuntut pelaku diberikan hukuman seberat-beratnya,” tegas Rizqi.
Merespon kejadian tragis yang dialami Affan Kurniawan, Kapolri Listyo Sigit langsung menemui keluarga di RSCM Jakarta.
PB INSPIRA memberikan apresiasi kepada Kapolri Listyo Sigit Prabowo atas respons cepatnya menemui keluarga korban. Di sisi lain, INSPIRA juga mengkritik keras DPR RI yang dinilai tidak memiliki empati terhadap aspirasi rakyat.
Ketua Umum PB INSPIRA, Rizqi Fathul Hakim, menyatakan bahwa sifat humanis dan kepedulian Kapolri patut diapresiasi. Menurutnya, tindakan Listyo Sigit yang langsung menemui keluarga korban pada Jumat (29/8/2025) menunjukkan tanggung jawab dan empati seorang pemimpin.
“Kami mengapresiasi langkah Kapolri yang langsung mendatangi keluarga korban aksi unjuk rasa pada Kamis (28/8/2025) lalu. Tindakan ini membuktikan Kapolri memiliki rasa empati dan tanggung jawab atas apa yang dilakukan oleh anggotanya,” ujar Rizqi.
Merespons tragedi tersebut, Mabes Polri telah mengamankan dan memeriksa tujuh anggota Brimob yang berada dalam Rantis. Mereka menjalani sanksi penempatan khusus selama 20 hari sebagai langkah awal. Meski secara teknis disebutkan kondisi kendaraan dan situasi menghalangi pandangan pengemudi, publik tetap menuntut proses hukum yang transparan dan berkeadilan.
Rizqi menambahkan langkah Kapolri untuk meminta maaf langsung kepada keluarga almarhum merupakan respons yang tepat guna meredam kemarahan publik yang meluas. Namun, ia menegaskan bahwa duka ini sebenarnya bisa dihindari jika aspirasi rakyat sejak awal didengarkan.
“Kedukaan ini tidak akan terjadi jika sejak awal para pendemo diterima oleh DPR dan Pemerintah, didengarkan aspirasinya, dan dicarikan solusi terbaik,” tegas Rizqi.
Sementara itu, dalam ekspose publik yang digelar, Kapolda Metro Jaya dan Kadiv Propam Irjen Abdul Karim mengonfirmasi bahwa korban benar-benar meninggal karena terlindas Rantis Brimob. Kapolri juga telah memerintahkan Divisi Propam untuk mengusut tuntas kasus ini sesuai permintaan keluarga.
Di tengah situasi yang memanas, masyarakat kembali menyuarakan protes hingga terjadi benturan pada Jumat (29/8/2025) di sekitar Kwitang, Jakarta Pusat. Masyarakat melawan upaya pembubaran yang dilakukan dengan gas air mata. Kondisi ini memerlukan penanganan serius dengan melibatkan negosiator yang mumpuni.
PB INSPIRA juga menyampaikan keprihatinan mendalam sekaligus mengecam tindakan anarkis yang terjadi dalam beberapa aksi demonstrasi. Rizqi menegaskan, aksi brutal tidak mencerminkan perjuangan aspirasi rakyat, melainkan justru merusak nilai demokrasi dan memecah belah persatuan.
Oleh karena itu, Rizqi mengajak masyarakat agar tetap waspada, menjaga keselamatan, dan tidak mudah dihasut. “Demonstrasi adalah hak demokratis, namun harus dilakukan secara damai dan bermartabat. Mari kita junjung tinggi Perdamaian dan Persatuan Bangsa, utamakan dialog dan musyawarah untuk mencari solusi terbaik,” pungkas Rizqi.
Dengan soliditas nasional dan komitmen terhadap nilai demokrasi, bangsa Indonesia diharapkan dapat melalui tantangan ini tanpa lagi menimbulkan korban jiwa.