INSPIRA, Bryn dan IKAPPI Bogor Minta Pemerintah Bertanggung Jawab Turunkan Harga Beras!

INSPIRA Bogor, Bryn dan IKAPPI Gelar Diskusi Publik untuk sikapi kenaikan harga beras menjelang bulan suci Ramadhan (Sumber Foto: imparsial.id).

Bogor | Harga bahan pokok di Indonesia sedang mengalami kenaikan, berbagai faktor seperti harga gabah naik, cuaca dan keterlambatan penanganan Pemerintah menjadi pemicunya.

Hal tersebut menjadi latar belakang diskusi program “Kata Kita Series 1” yang diadakan oleh Inisiator Perjuangan Ide Rakyat (INSPIRA) Cabang Bogor bertemakan “Beras Mahal, Rakyat Kesal” yang disiarkan live di akun resmi inspira_cabangbogor pada senin (04/03/2024).

Dalam diskusi tersebut sebagai narasumber yaitu Herdi Iskandar, Chairman Bogor Youth Network (Bryn) dan Tigar Sugiri, Ketua Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) Kabupaten Bogor yang di moderatori oleh Hafiz Azami selaku Ketua Umum INSPIRA Cabang Bogor.

Herdi sapaan akrabnya mengatakan kenaikan memang terjadi tiap tahunnya, berbagai faktor seperti fenomena cuaca yang terjadi juga di negara lain, mahalnya gabah hingga pemilu.

“Faktor itu harusnya sudah diantisipasi pemerintah, padahal secara tegas pak presiden ber statement persediaan kita melimpah, tapi kenapa harga beras khususnya tetap saja naik”, pungkas Herdi.

Terkhusus di Bogor, Herdi menilai salah satu faktornya yaitu banyaknya lahan yang harusnya menjadi lahan basah untuk pertanian disulap menjadi perumahan atau lahan bisnis. Harusnya pemerintah Kabupaten Bogor menyiapkan lumbung-lumbang pangan yang bisa menjadi solusi di daerah Bogor.

Regenerasi petani millenial juga harus terus digalakan, Herdi menilai kurangnya generasi anak muda yang menjadi petani tak terlepas dari peran pemerintah Daerah menyiapkan lahan untuk digarap oleh anak-anak muda.

“Banyak lahan milik pemerintah terbengkalai sehingga dimanfaatkan oleh masyarakat menjadi lahan bisnis, padahal jika itu dimanfaatkan oleh masyarakat untuk bercocok tanam, saya yakin Bogor dengan tanah yang luas bisa berdikari sendiri”, tambahnya.

Disisi lain, Tigar Sugiri menilai kenaikan harga bahan pokok seperti beras tak terlepas dari adanya monopoli para penguasa, atau bisa jadi kesengajaan pemerintah.

Tigar berpendapat Stok kesediaan beras di gudang bulog kota maupun Kabupaten Bogor hanya sebatas menyimpan, mereka menunggu kebijakan untuk mendistribusikannya.

“Dalam hal mendistribusikan, harus diperhatikan sisi keadilannya, harus tepat sasaran. Jangan sampai di monopoli kembali oleh distributor besar, nanti sama saja harga kemasyarakatan nya tetap tinggi”, kata Tigar.

Berkaca pada Bogor, dirinya meminta untuk Pemerintah Daerah harus memperbanyak kelompok tani dan menyiapkan lahan garapan sehingga berdampak pada pertumbuhan ekonomi lokal.

Di akhir diskusi, Herdi mengajak masyarakat untuk mengedepankan sisi kemanusiaan, masyarakat diminta agar tidak “panic buying” menyetok bahan pokok untuk menghadapi bulan Ramadhan.

Herdi mengajak anak muda untuk tidak buta politik dan ikut mengawasi kebijakan politik, pasalnya dampak yang terjadi di masyarakat semua itu tergantung keputusan politik.

Perlu diketahui, “Kata Kita” Yang dilaunching oleh INSPIRA Bogor merupakan wadah anak muda untuk mengekspresikan keluh kesah serta media pembelajaran.

Hafiz dalam sambutannya mengatakan program diskusi yang akan diakan seminggu sekali ini merupakan dampak positif dari Pemilu.

“Pemilu kemarin semua elemen terkhusus anak muda mengikuti. Untuk menjaga agar tidak apatis, perlu diadakannya kegiatan untuk merefresh kembali kepedulian anak muda dalam pembangunan nasional maupun daerahnya”, tutupnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *